Rububiyyah dan Ubudiyyah yang Bersifat Umum dan Khusus (Bag. 2)
Baca pembahasan sebelumnya Rububiyyah dan ‘Ubudiyyah yang Bersifat Umum dan Khusus (Bag. 1)
‘Ubudiyyah (penghambaan) yang bersifat umum dan khusus
Sama persis dengan istilah rububiyyah, istilah ‘ubudiyyah (penghambaan) juga memiliki dua pengertian.
Pertama, ‘ubudiyyah ‘ammah (عبودية عامة) atau ‘ubudiyyah yang bersifat umum. Maksudnya, semua makhluk adalah hamba Allah Ta’ala. Karena semua makhluk di alam semesta ini adalah milik Allah Ta’ala dan tunduk dengan taqdir dan ketetapan Allah Ta’ala. ‘Ubudiyyah jenis pertama ini mencakup hamba-Nya yang muslim dan kafir, hamba-Nya yang taat dan yang suka berbuat maksiat.
Misalnya adalah firman Allah Ta’ala,
إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا
“Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.” (QS. Maryam [19]: 93)
Baca Juga: Pemimpin Kafir Adil Lebih Baik Dari Pemimpin Muslim Zalim?
Ke dua, ‘ubudiyyah khashshah (عبودية خاصة) atau ‘ubudiyyah yang bersifat khusus. ‘Ubudiyyah khusus ini hanyalah sifat bagi sebagian hamba Allah Ta’ala yang beriman saja dan melaksanakan penghambaan kepada Allah Ta’ala dengan menjalankan syariatnya, dengan beribadah kepada Allah Ta’ala, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya secara ikhlas hanya untuk mengharap pahala Allah Ta’ala.
‘Ubudiyyah inilah yang Allah Ta’ala maksudkan dalam banyak ayat, misalnya,
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqan [25]: 63)
Dalam ayat di atas, Allah Ta’ala menyebutkan sifat mulia yang dimiliki oleh sebagian hamba-Nya yang pilihan.
أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ
“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya?” (QS. Az-Zumar [39]: 36)
Juga ayat-ayat yang menyebut Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai hamba-Nya, karena beliau adalah manusia pilihan dan hamba-Nya yang paling mulia. Sebagaimana dalam dua ayat berikut ini,
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. Al-Isra’ [17]: 1)
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 23)
Sehingga semua kata “hamba” dalam ayat-ayat di atas mengandung pujian dari Allah Ta’ala kepada sebagian hamba-Nya yang tunduk patuh kepada Allah Ta’ala dengan melaksanakan syariat-syariat-Nya.
Kita berdoa memohon kepada Allah Ta’ala agar termasuk dalam hamba-Nya yang melaksanakan ‘ubudiyyah dengan memurnikan ibadah dan ketaatan kepada-Nya, serta menjauhi segala larangan-Nya.
Baca Juga:
- Bolehkah Mempelajari Ilmu Kedokteran Dari Buku Orang Kafir?
- Kafirkah Kedua Orang Tua Nabi? (Antara Dalil Dan Perasaan)
[Selesai]
***
@Jogjakarta, 21 Rabi’ul awwal 1440/ 29 November 2018
Penulis: M. Saifudin Hakim
Artikel: Muslim.or.id
Referensi:
Disarikan dari kitab Al-Qawa’idul hisaan al-muta’alliqati bi tafsiir Al-Qur’an, karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Naashir As-Sa’di rahimahullahu Ta’ala, hal. 130-131 (kaidah ke-31), penerbit Daar Thaybah Suriah, cetakan pertama tahun 1434.
🔍 Arti Anugerah Dalam Islam, Hadist Makan, Dayus Menurut Islam, Susah Bayar Hutang, Cara Membaca Al Quran Berlagu
Artikel asli: https://muslim.or.id/44005-rububiyyah-dan-ubudiyyah-yang-bersifat-umum-dan-khusus-bag-2.html